menjadi
petani yang sukses tak melulu bergantung pada lahan yang luas, seperti Eko Wijaya, warga Desa Pulo Kecamatan Tempeh
Lumajang, berhasil menyulap atap rumahnya menjadi bangunan greenhouse kebun
melon sweet lavender.
pria
berusia 40 tahun itu, menerapkan sistem pertanian hidroponik fertigasi, yang
membuat pundi-pundi rupiah mengalir deras ke kantongnya, dimana kini ia
memiliki dua green house seluas 250 meter persegi , tiap masa panen meraup
omzet hingga 20 juta rupiah.
bertani
hidronik fertigasi dilakukan dengan menempatkan media tanam didalam polibek dan
menyiramnya dengan sistem irigasi tetes yang mengalirkan larutan nutrisi.
kesuksesan
Eko Wijaya mulanya berawal dari coba-coba dan menggali pengetahuan secara
otodidak lewat media sosial , sempat pasang surut sejak tahun 2013, namun kini
ia kebanjiran pesanan bahkan tidak mampu memenuhi tingginya permintaan pasar.
melon
sweet lavender , memiliki ciri khas kulit berwarna kuning gold dengan
jaring-jaring yang jelas, melon ini diminati para pecinta buah melon , lantaran
memiliki rasa khas manis dan segar serta bertekstur renyah.
sementara
itu melon sweet lavender dapat dipanen setelah berusia 70 hari, Eko
Wijaya menjual melonya seharga 25 ribu rupiah per kilo gram, setiap masa panen
warga maupun pedagang biasanya beramai-ramai datang ke green house pertanian
miliknya.
YONGKINUGROHO.JTV.
