di sebuah musala kecil di lingkungan jambuan, Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember. setiap sore terdengar lantunan ayat suci al-qur’an dari suara anak-anak.
di tempat sederhana inilah, pasangan suami istri Kusnadi dan Nuryati Manan mengabdikan diri sebagai Guru ngaji bagi puluhan anak di kampungnya.
setiap hari, selepas salat asar hingga menjelang isya, keduanya sabar membimbing sekitar 55 santri cilik yang belajar membaca dan memahami al-qur’an. anak-anak yang datang pun beragam usia, mulai dari lima hingga lima belas tahun.
mengajar anak-anak bukan tanpa tantangan. candaan, celoteh, hingga tingkah
polos mereka kerap mewarnai suasana mengaji.
namun bagi Kusnadi, semua itu bagian dari keindahan dalam proses belajar.
hal senada dirasakan sang istri, Nuryati Manan. ia menilai menjadi Guru ngaji berarti harus memiliki kesabaran besar dan niat yang tulus.
kini, dengan adanya program honor bagi Guru ngaji dari Pemerintah Kabupaten
Jember, keduanya mengaku sangat bersyukur.
namun mereka menegaskan, penghargaan terbesar bukan pada materi, melainkan pada kesempatan menanamkan nilai-nilai agama sejak dini.
bagi
Kusnadi dan Nuryati, mengajar mengaji bukan sekadar pekerjaan. tapi ibadah dan
tanggung jawab moral yang terus mereka jaga, agar cahaya al-qur’an tetap hidup
di tengah masyarakat.
LUTFI QURROHMAN, JTV.
