di Desa Alas Malang,
Kecamatan Panarukan, Situbondo, suasana kandang burung puyuh
milik Shofi
Fathorazi, tampak berbeda dari biasanya.
deru kipas angin
terdengar nyaris tanpa henti.
alat tersebut sengaja dihidupkan seharian penuh untuk membantu sirkulasi udara,
agar ribuan burung puyuh tidak stres, akibat suhu panas yang menyengat.
tak hanya itu, Shofi
juga membuat hujan buatan sederhana, dengan cara menyemprotkan air
ke atap dan dinding kandang.
langkah ini terbukti mampu menurunkan suhu dan menjaga kondisi kandang tetap
lembap, sehingga burung puyuh tetap nyaman.
musim kemarau
panjang yang belum berakhir, membuat suhu di dalam kandang bisa melonjak hingga
di atas 35 derajat celsius.
jika dibiarkan, burung puyuh akan kehilangan nafsu makan dan bertelur lebih
sedikit.
menurut Shofi, dalam
kondisi panas ekstrem seperti sekarang, produksi telur bisa turun hingga 10 kilogram per hari.
dari total sekitar 6.000 ekor burung puyuh, hasil panen yang
biasanya mencapai 70 kilogram, kini hanya berkisar 60 hingga 65 kilogram
saja.
meski produksi
menurun, harga
telur puyuh di pasaran masih normal, sekitar 29 ribu rupiah per
kilogram. kondisi ini membuat peternak menanggung kerugian,
karena biaya pakan dan perawatan tidak sebanding dengan hasil panen yang
didapat.
ANDI NURCHOLIS, JTV.
