Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Riset UNEJ Ungkap Sisi Lain 'Sound Horeg': Aset Ekonomi dan Bukti Kekosongan Tata Ruang

Selasa, 28 Oktober 2025 | Oktober 28, 2025 WIB Last Updated 2025-10-28T06:27:58Z

 


Fenomena Sound Horeg di Kabupaten Jember selama ini selalu diidentikkan dengan gangguan kebisingan. Namun, tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Jember (UNEJ) berhasil mengungkap perspektif baru: Sound Horeg adalah aset ekonomi kreatif yang terabaikan sekaligus penanda kekosongan kebijakan tata ruang terintegrasi di perkotaan.

Kajian multidimensi ini berhasil menarik pendanaan dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) sebagai salah satu PKM terbaik nasional, membuktikan urgensi temuan ini bagi tata kelola kota dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Ketua Tim PKM-RSH, Tegar Tri Wibowo dari Fakultas Teknik, menegaskan, "Kami membuktikan bahwa Sound Horeg adalah fenomena multidimensi. Tanpa regulasi berbasis data, ia mengancam kenyamanan (SDG 3 & 11). Namun, dengan regulasi yang tepat, potensi ekonomi kreatifnya dapat dioptimalkan (SDG 8)."

Dosen Pembimbing, Ir. Alifan Cahyana, S.T., M.Sc, menambahkan bahwa riset ini menggabungkan analisis spasial teknik dengan dimensi sosial-humaniora, menjadikannya solusi tata ruang yang adaptif.

Analisis Spasial dan Policy Gap



Penelitian yang berlangsung di tiga kecamatan perkotaan (Patrang, Sumbersari, dan Kaliwates) ini menggunakan metode campuran dan merupakan yang pertama mengintegrasikan analisis spasial (keruangan) dengan dimensi sosial-budaya.

Tim Tegar menggunakan Sound Level Meter yang datanya diolah menggunakan rumus Inverse Square Law berbasis GIS untuk menghasilkan Peta Radius Paparan Kebisingan (Noise Buffer Map). Peta ini memetakan secara presisi area yang terdampak kebisingan ekstrem (95–125 dB), jauh di atas ambang batas aman (55–85 dB).

Hasilnya menunjukkan, meski 61% masyarakat terganggu, 25% lainnya bersikap toleran, yang mengindikasikan adanya adaptabilitas sosial. Temuan ini lantas menegaskan adanya policy gap yang signifikan—ketidakmampuan Pemerintah Daerah mengintegrasikan regulasi tata ruang dengan pengendalian kebisingan dan peluang ekonomi kreatif.

Luaran Strategis



Riset ini menemukan bahwa selain menimbulkan gangguan fisik (seperti retak genteng dan kesulitan tidur) yang menurunkan Kualitas Hidup Masyarakat Perkotaan (UQoL), Sound Horeg secara implisit menggerakkan sub-sektor ekonomi kreatif (penyewaan alat, event organizer, industri modifikasi) yang luput dari perhatian kebijakan.

Luaran utama dari riset ini adalah Policy Brief dan Rancangan Dasar Regulasi yang menawarkan solusi kebijakan adaptif dan berkeadilan, didukung oleh data spasial. Tim berharap temuan ini dapat segera diimplementasikan sebagai solusi nyata bagi Pemerintah Kabupaten Jember.

 

×
Berita Terbaru Update