hal tersebut diungkapkan dokter spesialis paru dalam, Rsd Dr Subandi Jember, Nadwi Puspitarini. rabu siang.
ia menjelaskan terjadi lonjakan pasien untuk kedua penyakit tersebut sekitar 2 bulan terakhir. ispa sendiri merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang umumnya disebabkan oleh virus, seperti respiratory syncytial virus atau rsv. menurutnya, penyakit ini biasanya akan sembuh dengan sendirinya seiring dengan daya tahan tubuh pasien.
namun, dalam beberapa kasus tertentu, ispa dapat menjadi berat dan berpotensi menyebabkan kondisi fatal. penyakit seperti covid-19, flu burung, atau mers-cov merupakan contoh ispa berat yang pernah menjadi pandemi.
saat ini, kasus yang mendominasi di Jember adalah influenza musiman dengan gejala ringan. data di Rsd Dr Subandi menunjukkan adanya peningkatan jumlah pasien ispa rawat jalan dari 28–35 kasus pada bulan juni–juli, menjadi sekitar 57–60 kasus pada bulan agustus–september.
untuk pasien rawat inap, peningkatan terjadi pada kasus pneumonia, yaitu infeksi paru yang dapat disebabkan oleh virus maupun bakteri. dalam periode yang sama, terjadi lonjakan hingga 50–60 kasus rawat inap.
Dokter Nadwi menjelaskan, pneumonia ditandai dengan gejala sesak napas, batuk berdahak pekat, demam tinggi, badan lemas, dan nafsu makan menurun. kondisi akut seperti ini sering membuat pasien harus mendapatkan perawatan di unit gawat darurat.
Dokter Nadwi mengungkapkan, upaya pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan menjaga daya tahan tubuh, memakai masker, serta melengkapi dengan gaya hidup sehat.
LUTFI QURROHMAN, JTV.
