Gereja Immanuel, atau biasa dikenal Gereja merah, terletak di Jalan Suroyo Nomor 32, Kota Probolinggo. sekilas bangunan Gereja ini seperti bangunan Gereja pada umumnya, hanya saja semua sisi bangunan termasuk atap dicat warna merah.
Gereja peninggalan Belanda ini dibuat pada tahun 1862
yang tertera dibawah undakan depan pintu Gereja. jika diperhatikan dari
dekat, bahan bangunan tidak seperti bangunan pada umumnya. sekitar 80 persen
lebih bangunan terbuat dari besi baja dan seng, sisanya terbuat dari kayu jati.
gereja berukuran 12 kali 30 meter ini, bagian
temboknya terbuat dari seng tebal, sedangkan tiang penyangga dari besi baja.
sementara kuda-kuda atap terbuat dari besi yang dibaut. secara konstruksi
dibangun secara knock down atau bongkar pasang.
meski bangunan sudah berdiri sejak tahun 1862, kondisi
bangunan masih berdiri kokoh dan tidak terlihat ada kerusakan atau berkarat.
setiap ukiran pada kaca cendela masih asli yang mempunyai
arti tersendiri, mulai lambang salib, lambang trinitas, dan lambang Roh Kudus. bahkan,
mimbar Pendeta dan bejana pembabtisan masih asli dan sampai saat ini
pihak Gereja belum melakukan pemugaran.
uniknya lagi, alat sakramen atau alat perjamuan roh
kudus berupa cawan, teko dan sloki yang terbuat dari bahan kuningan asli
peninggalan belanda buatan tahun 1868.
selain itu, kitap injil berbahasa Belanda kuno yang
sampulnya berbahan kulit buatan tahun 1618 hingga 1619, kondisinya juga masih
terawat, meski beberapa bagian robek dan usang.
konon Gereja merah tersebut, hanya ada 2 di dunia,
di Belanda dan di Indonesia, di kota Probolinggo khususnya.
menjelang hari natal ini, segala persiapan dilakukan
seperti menghias pohon Natal dan latihan menyanyikan lagu kebaktian.
Gereja merah ini bisa menampung 200 jemaat. pada perayaan Natal,
Gereja berusia 163 tahun tetap digunakan untuk peribadatan.
FARID FAHLEVI, JTV
